Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Anton Setiadji, beberapa waktu lalu, memberikan imbauan terhadap anggotanya agar mewaspadai brownies berisi racun sianida dari orang tak dikenal. Namun, imbauan yang dikirim lewat telegram rahasia tersebut justru beredar di publik dan menjadi bahan perbincangan banyak orang.
Pengamat terorisme dari Institut for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi menyayangkan keluarnya rilis tentang imbauan brownies sianida itu. Sebab, kata dia, hal itu justru dapat menginspirasi teroris melakukan aksinya dengan cara meracun polisi, baik untuk sasaran spesifik, maupun untuk sekedar menciptakan ketakutan yang meluas.
"Teror seperti menemukan jalannya," kata Fahmi pada Republika, Jumat (19/2).
Terlebih, sambung dia, saat ini akses untuk mendapatkan senjata konvensional atau bahan peledak semakin sulit. Imbauan soal sianida justru dapat menginspirasi pelaku teror beralih pada cara lain, terutama jika sasaran-sasaran dan pesan yang ingin disampaikan bersifat spesifik.
Fahmi berpendapat, jika Polri bermaksud menginformasikan potensi-potensi ancaman teror, mestinya dilakukan dalam kerangka mitigasi yang komprehensif. Tidak berhenti hanya pada informasi saja. Sebab, imbauan yang hanya bersifat informasi justru malah berpotensi menimbulkan kegaduhan dan kepanikan di masyarakat.
"Polri dan BNPT perlu serius melakukan mitigasi. Ini lebih baik ketimbang mengeluarkan kebijakan yang sifatnya reaktif," ucapnya. Cara Membuat Brownies Kukus
Terlepas dari hal tersebut, Fahmi mengatakan jika memang teroris menggunakan racun sianida untuk menyasar polisi, maka akan sulit bagi aparat keamanan untuk mengaitkannya secara langsung dengan jaringan-jaringan terorisme internasional.
"Ini akan tampak sebagai varian teror ala Indonesia," ujar dia.
0 comments:
Post a Comment